TANGERANG, — Sekitar 250 mahasiswa yang tergabung dari berbagai organisasi, termasuk IMM Cabang Cirendeu, LKB HMI Cabang Ciputat, Permahi Tangsel, dan DPP IMPAS (Ikatan Mahasiswa Peduli Sosial), menggelar aksi protes pada Sabtu, 1 Februari 2025. Aksi yang berlangsung dari pukul 14.00 hingga 15.00 ini digelar untuk menyuarakan penolakan terhadap eksploitasi laut dan penguasaan tanah rakyat oleh negara.
Johan, koordinator lapangan aksi, menegaskan bahwa pemasangan pagar yang membatasi akses masyarakat ke laut telah merugikan warga. "Kami menuntut agar eksploitasi laut yang menutup akses masyarakat dihentikan dan tanah rakyat yang dikuasai negara dikembalikan, " tegasnya.
Para mahasiswa menyoroti bahwa proyek strategis nasional (PSN) yang dijalankan tanpa memperhatikan manfaat dan keadilan bagi masyarakat justru merampas hak rakyat dengan memanfaatkan kondisi kemiskinan. "Rakyat harus bangkit dan melawan. Kemanusiaan itu lebih tinggi, eksploitasi harus dihapuskan, " ujar Johan.
Aksi ini juga menyoroti kasus intimidasi yang dialami mahasiswa saat mengunjungi desa yang terdampak proyek. "Kami datang ingin melihat pemandangan desa yang asri, tetapi justru mendapatkan intimidasi dan perlakuan tidak pantas dari seseorang yang mengaku sebagai penjaga proyek, " keluh Johan.
Para mahasiswa mendesak agar pemerintah mengkaji ulang bahkan mencabut status PSN yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat luas. "Jangan mementingkan keuntungan oligarki. Kami ingin keadilan dan keselamatan masyarakat dijamin, " tegas Johan.
Aksi yang berlangsung damai ini diakhiri dengan seruan agar pemerintah lebih berpihak kepada rakyat dan menghentikan praktik eksploitasi yang merusak kehidupan masyarakat lokal. (Az/Red)